TangselNetwork.id – Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial. Oleh karenanya tidak bisa hidup sendirian dan pastinya memerlukan interaksi dan bantuan orang lain, salah satunya dengan tetangga.
Perlu kita sadari, lingkungan membawa pengaruh besar kepada kehidupan seseorang. Jika dalam lingkunganmu atau tetanggamu tidak baik, maka kamu harus menjadi orang yang melakukan kebaikan.
Berikut ini, beberapa adab bertetangga yang baik menurut ajaran islam:
1. Tunjukan sikap yang baik dan ramah
Manusia fitrahnya adalah menuju kebaikan, jadi bersikap baiklah terhadap sesama, apalagi dengan orang-orang yang terdekat sekitar tempat tinggal.
Agama islam menganjurkan umatnya untuk berbuat dan memuliakan tetangga. Anjuran tersebut termaktub dalam surat An-Nisa ayat 36 yang artinya:
“Beribadah lah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.”
Oleh sebab kita harus menjaga adab dalam bertetangga.
2. Tidak iri
Jika tetangga mengalami kebaikan, janganlah pernah meras iru, karena sepatutnya sebagai umat muslim ikut merasakan bahagia terhadap tetangga yang mengalami kebaikan. Rasulullah SAW bersabda:
“Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak sempurna keimanan seseorang hingga ia menyukai bagi tetangganya apa yang ia sukai bagi dirinya.” (HR Muslim).
3. Memberi pertolongan
Jika kamu memiliki kelebihan harta sedangkan tetanggamu kekurangan, maka bantu lah tanpa harus diminta. Sebab itu adalah hak seorang muslim terhadap saudaranya.
4. Memaafkan kesalahan ucapan
Seringkali manusia salah dalam ucapan. Jika tetangga tidak sengaja mengucapkan yang sifatnya menyinggung, sebagai umat muslim harus memaafkan. Karena bisa jadi suatu saat kamu melakukan hal yang sama terhadapnya. Perlu diingat, manusia adalah tempatnya khilaf dan lupa.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).” (HR. Muslim).